Salam Petualang..
Sembahe, kata ini sudah
tidak asing lagi di telinga kita, jika dengar kata Sembahe pasti sobat ingat
sebuah obyek wisata pemandian alam yang disebut Semabahe yang sering dikunjungi
orang-orang dari luar kota maupun dalam kota. Setiap tahunnya sering dikunjungi
ratusan Pelajar dari berabagai sekolah yang ada di Medan dan sekitarnya,
kedatangan para pelajar dari berbagai sekolah ke tempat ini hanya untuk
merayakan atas selesainya Ujian Nasional (UN) atau ujian lulus-lulusan untuk
merambah kejenjang berikutnya, sekaligus sebagai momen perpisahan dengan
rekan-rekan sejawat jika mereka berhasil lulus dari sekolah tempat mereka menembah
ilmu selama bertahun-tahun.
Pada hari libur tempat ini
juga sering dipenuhi pengunjung lokal dari berbagai daerah hanya untuk mengisi
waktu liburannya. Air yang sejuk dan jernih membuat daya tarik wisatawan untuk
berkunjung ke pemandian alam sembahe ini, ditambah lagi pepohonan yang tumbuh
disekitar aliran sungai ini dan batuan-batuan yang ada membuat suasana tambah
asri kesegerannya.
Selain obyek wisata
pemandian alam sembahe, di daerah ini masih ada sebuah situs budaya yang perlu
kita jaga, kita lestarikan dan kita kembangkan yaitu Goa Kemang (Goa Batu),
mungkin belum banyak orang yang tahu tempat ini dikarenakan lokasi keberdaannya
yang tdak terpantau oleh mata jika kita melintas di daerah sembahe ini.
Pada minggu 13 April 2014, saya
bersama team Jejak Adventure mencoba merambah ketempat yang telah menjadi situs
budaya ini, dengan 11 orang kami mulai bergerak dari Medan. Akses yang baik dan
suasana alam yang mendukung, membuat perjalanan menjadi tidak terasa kurang
dari 1 jam team telah sampai di per simpangan tugu Gua Kemang. Goa Kemang
terlatak di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara. Jika sobat melakukan perjalanan dari Medan sebelum titi
sembahe, tepatnya sebelah kanan kita
bisa melihat tugu persegi yang berdiri tegak dengan ketinggian lebih kurang 2
meter yang bertuliskan “SITUS GUA KEMANG (Goa Batu)”. Dari tugu tersebut kita
akan menempuh jarak 1 Km atau 15 menit dengan kenderaan roda dua. Akses menuju
kedalam masih kurang baik, karena sobat akan melalui trek berbatu dan licin,
perlu berhati-hati jika menggunakan kenderaan, kerena terjal dan licinnya
bebatuan dapat saja menggelincirkan kita. Letak situs goa kemang ditandai
dengan sebuah pintu pagar yang berada disebelah kanan sobat, jika sobat melihat
pintu pagar dan bertuliskan “SITUS GUA KEMANG” berarti sobat telah sampai
didepan pintu masuk ke gua kemang. Untuk menuju goa kemang dari depan pintu
masuk, kita harus melalui anak tangga barulah kita dapat melihat situs budaya
goa kemang.
Goa kemang ini berbentuk
segitiga atau bisa dikatakan juga setengah lingkaran, dengan kondisi gua yang
sepertinya telah ada ratusan tahun silam dengan ditumbuhi lumut-lumut, daun-daun dari
pepohonan yang berjatuhan membuat sekitar gua ini menjadi semak dan kumuh, terlihat
gua ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah pembinaan kebudayaan, sangat
disayangkan sekali sebuah bangunan yang telah diakui sebagai situs budaya
tetapi kurang diperhatikan oleh pemerintah. Uniknya goa kemang ini tidak
seperti goa-goa yang kita ketahui selama ini, goa ini memiliki lubang dengan
ukuran yang menurut kami berkisar 60x60 cm, dengan ketinggian lebih kurang 3
meter, ruangan didalalm goa ini seperti terbuat oleh sentuhan tangan manusia, dan
dibelakang goa ini terdapat sebuah ukiran yang barbentuk makhluk kecil yang
hampir mirip seperti manusia.
Rasa penasaran tentang goa
ini masih menjadi misteri dalam pikiran kami, ternyata goa kemang ini memiliki
cerita legenda, dari sumber yang kami dapat goa kemang ini dahulu ditemukan oleh
seorang kakek-kakek atau penduduk menyebutnya bolang yang artinya kakek. Dahulu
bolang ingin membuat hutan menjadi lahan perkebunan diwilayah tersebut yang
luasnya sekitar 1 hektar, ketika bolang memasuki hutan dan ingin memulai
pekerjaannya tiba-tiba ada yang seorang anak kecil yang menghampirinya dan
menawarkan bantuan dengan syarat. Syarat yang diajukan seorang anak kecil tadi
kepada sang kakek ini adalah bahwa kakek dilarang membawa orang atau
keluarganya ketanah perkebunan
ini, dan sang kakek setuju dengan persyaratan tersebut. Dalam satu hari
tanah seluas satu hektar itu dapat diselesaikan, kemudian sang kakek pulang
kerumah untuk menyiapkan benih tanaman yang akan ditanam di kebunnya tersebut, kemudian
istri sang kakek bertanya kepadanya “buat apa benih tanaman itu, apa sudah
selesai membersihkan hutan yang akan dijadikan perkebunan itu?”, “sudah selesai
dibersikan dan besok tinggal menanam” jawab sang kakek. Sang istri kakek
tersebut heran karena hutan yang luas itu dapat diselesaikan dalam satu hari.
Keesokan harinya kakek tersebut pergi kekebun sendirian dan tanpa sepengetahuan
sang kakek, anak dan istrinya mengikutinya sehingga kekebun tersebut, kemudian
anak kecil yang membantu kakek ini tahu, karena merasa sang kekek telah
melanggar perjanjian maka hutan yang telah siap ditanam tadi kembali seperti
semula. Akhirnya sang kakek atau sering dipanggil bolang ini harus mengulang
dari awal kembali, pada waktu sang kakek ini membersihkan hutan tadi untuk
dijadikan lahan perkebunan, dia menemukan sebuah goa.
Dan goa ini dipercayai
adalah tempat tinggal umang, umang itu menurut penduduk setempat adalah makhluk
bunian. Yang mungkin sobat pernah tahu atau mendengar tentang makhluk bunian,
makhluk ini seperti manusia, lebih kecil dan memiliki kaki terbalik, tidak
seperti manusia yang sewajarnya. Sehingga goa ini dinamakan goa kemang atau goa
umang.
Kami tidak tahu pasti
tentang kebenaran legenda ini, tapi menurut kami goa kemang memang menarik dan
unik ditambah lagi dengan adanya cerita rakyatnya menjadikan goa ini goa yang
bersejarah patut kita kembangkan dan lestarikan.
Artikel Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar