Rabu, 16 April 2014

Legenda Goa Kemang, Deli Serdang






Salam Petualang..
Sembahe, kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, jika dengar kata Sembahe pasti sobat ingat sebuah obyek wisata pemandian alam yang disebut Semabahe yang sering dikunjungi orang-orang dari luar kota maupun dalam kota. Setiap tahunnya sering dikunjungi ratusan Pelajar dari berabagai sekolah yang ada di Medan dan sekitarnya, kedatangan para pelajar dari berbagai sekolah ke tempat ini hanya untuk merayakan atas selesainya Ujian Nasional (UN) atau ujian lulus-lulusan untuk merambah kejenjang berikutnya, sekaligus sebagai momen perpisahan dengan rekan-rekan sejawat jika mereka berhasil lulus dari sekolah tempat mereka menembah ilmu selama bertahun-tahun.

Pada hari libur tempat ini juga sering dipenuhi pengunjung lokal dari berbagai daerah hanya untuk mengisi waktu liburannya. Air yang sejuk dan jernih membuat daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke pemandian alam sembahe ini, ditambah lagi pepohonan yang tumbuh disekitar aliran sungai ini dan batuan-batuan yang ada membuat suasana tambah asri kesegerannya.

Selain obyek wisata pemandian alam sembahe, di daerah ini masih ada sebuah situs budaya yang perlu kita jaga, kita lestarikan dan kita kembangkan yaitu Goa Kemang (Goa Batu), mungkin belum banyak orang yang tahu tempat ini dikarenakan lokasi keberdaannya yang tdak terpantau oleh mata jika kita melintas di daerah sembahe ini.
Pada minggu 13 April 2014, saya bersama team Jejak Adventure mencoba merambah ketempat yang telah menjadi situs budaya ini, dengan 11 orang kami mulai bergerak dari Medan. Akses yang baik dan suasana alam yang mendukung, membuat perjalanan menjadi tidak terasa kurang dari 1 jam team telah sampai di per simpangan tugu Gua Kemang. Goa Kemang terlatak di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Jika sobat melakukan perjalanan dari Medan sebelum titi sembahe, tepatnya sebelah kanan  kita bisa melihat tugu persegi yang berdiri tegak dengan ketinggian lebih kurang 2 meter yang bertuliskan “SITUS GUA KEMANG (Goa Batu)”. Dari tugu tersebut kita akan menempuh jarak 1 Km atau 15 menit dengan kenderaan roda dua. Akses menuju kedalam masih kurang baik, karena sobat akan melalui trek berbatu dan licin, perlu berhati-hati jika menggunakan kenderaan, kerena terjal dan licinnya bebatuan dapat saja menggelincirkan kita. Letak situs goa kemang ditandai dengan sebuah pintu pagar yang berada disebelah kanan sobat, jika sobat melihat pintu pagar dan bertuliskan “SITUS GUA KEMANG” berarti sobat telah sampai didepan pintu masuk ke gua kemang. Untuk menuju goa kemang dari depan pintu masuk, kita harus melalui anak tangga barulah kita dapat melihat situs budaya goa kemang.  

Goa kemang ini berbentuk segitiga atau bisa dikatakan juga setengah lingkaran, dengan kondisi gua yang sepertinya telah ada ratusan tahun silam dengan  ditumbuhi lumut-lumut, daun-daun dari pepohonan yang berjatuhan membuat sekitar gua ini menjadi semak dan kumuh, terlihat gua ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah pembinaan kebudayaan, sangat disayangkan sekali sebuah bangunan yang telah diakui sebagai situs budaya tetapi kurang diperhatikan oleh pemerintah. Uniknya goa kemang ini tidak seperti goa-goa yang kita ketahui selama ini, goa ini memiliki lubang dengan ukuran yang menurut kami berkisar 60x60 cm, dengan ketinggian lebih kurang 3 meter, ruangan didalalm goa ini seperti terbuat oleh sentuhan tangan manusia, dan dibelakang goa ini terdapat sebuah ukiran yang barbentuk makhluk kecil yang hampir mirip seperti manusia.

Rasa penasaran tentang goa ini masih menjadi misteri dalam pikiran kami, ternyata goa kemang ini memiliki cerita legenda, dari sumber yang kami dapat goa kemang ini dahulu ditemukan oleh seorang kakek-kakek atau penduduk menyebutnya bolang yang artinya kakek. Dahulu bolang ingin membuat hutan menjadi lahan perkebunan diwilayah tersebut yang luasnya sekitar 1 hektar, ketika bolang memasuki hutan dan ingin memulai pekerjaannya tiba-tiba ada yang seorang anak kecil yang menghampirinya dan menawarkan bantuan dengan syarat. Syarat yang diajukan seorang anak kecil tadi kepada sang kakek ini adalah bahwa kakek dilarang membawa orang atau keluarganya  ketanah  perkebunan  ini, dan sang kakek setuju dengan persyaratan tersebut. Dalam satu hari tanah seluas satu hektar itu dapat diselesaikan, kemudian sang kakek pulang kerumah untuk menyiapkan benih tanaman yang akan ditanam di kebunnya tersebut, kemudian istri sang kakek bertanya kepadanya “buat apa benih tanaman itu, apa sudah selesai membersihkan hutan yang akan dijadikan perkebunan itu?”, “sudah selesai dibersikan dan besok tinggal menanam” jawab sang kakek. Sang istri kakek tersebut heran karena hutan yang luas itu dapat diselesaikan dalam satu hari. Keesokan harinya kakek tersebut pergi kekebun sendirian dan tanpa sepengetahuan sang kakek, anak dan istrinya mengikutinya sehingga kekebun tersebut, kemudian anak kecil yang membantu kakek ini tahu, karena merasa sang kekek telah melanggar perjanjian maka hutan yang telah siap ditanam tadi kembali seperti semula. Akhirnya sang kakek atau sering dipanggil bolang ini harus mengulang dari awal kembali, pada waktu sang kakek ini membersihkan hutan tadi untuk dijadikan lahan perkebunan, dia menemukan sebuah goa.

Dan goa ini dipercayai adalah tempat tinggal umang, umang itu menurut penduduk setempat adalah makhluk bunian. Yang mungkin sobat pernah tahu atau mendengar tentang makhluk bunian, makhluk ini seperti manusia, lebih kecil dan memiliki kaki terbalik, tidak seperti manusia yang sewajarnya. Sehingga goa ini dinamakan goa kemang atau goa umang.

Kami tidak tahu pasti tentang kebenaran legenda ini, tapi menurut kami goa kemang memang menarik dan unik ditambah lagi dengan adanya cerita rakyatnya menjadikan goa ini goa yang bersejarah patut kita kembangkan dan lestarikan.

Artikel Terkait :
5 Celoteh Rimba: Legenda Goa Kemang, Deli Serdang Salam Petualang.. Sembahe, kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, jika dengar kata Sembahe pasti sobat ingat sebuah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >