Rabu, 05 Februari 2014

Penuh Kisah, Trakking Bersama Pramuka



Salam Petualang…
Pramuka, mungkin kata ini sudah tidak asing lagi ditelinga sobat dan mungkin sebagian dari sobat merupakan anggota maupun pernah ikut dalam kegiatan keperamukaan waktu disekolahan. Pramuka merupakan singkatan dari “Praja Muda Karana” , yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. Dengan ciri khas warna kecoklatan sebagai costum kebangsaan. Pramuka kini telah mendunia dan telah menjadi suatu program dalam dunia pendidikan, di Indonesia sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyengkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka, yang memiliki sasaran dan tujuan sebagai pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur.

Trakking merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan Pramuka yang telah ada, trakking adalah suatu kegiatan melintasi, menyelusuri suatu wilayah untuk mencapai suatu tempat tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan berjalan kaki. Dalam kegiatan ini dibutuhkan stamina yang baik, kerjasama team yang baik juga. Tanggal 31 Januari s/d 2 Februari 2014 saya dan Jejak Adventure Sumatera Utara melakukan kegiatan trakking yang dimulai start dari Desa Kutalimbaru yang tertelak di Kecamantan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan titik finis di Bumi Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang.

Sebanyak 50 (lima Puluh) orang yang ikut dalam kegiatan trakking ini, sebagian diantaranya adalah dari anggota Peramuka Gugusan Depan (Gudep) 07.415-07.416 yang berasal dari SMA Bina Bersaudara Medan dan Gudep 18.081-18.082 yang berasal dari SMK Negeri 7 Medan. Dan sebagian lagi adalah team Jejak Adventure.

Mungkin sobat merasa bingung kenapa team Jejak Adventure bisa bergabung dengan anggota Pramuka yang masih duduk dalam bangku sekolah? Itu dikarenakan sebagian team Jejak Adventure adalah anggota dari Pramuka itu sendiri dan meraka adalah Pembina maupun pelatih di Gudep tersebut. Jadi kegiatan pengembaraan ini adalah kegiatan gabungan antara program sekolah dalam bidang Pramuka dan program Jejak Adventure sebagai kegiatan menjelajah alam.

Sore itu pukul 15.00 wib kami tiba di Desa Kutalimbaru tempat awal kami untuk melakukan trakking, dari tempat ini kami mulai start untuk melangkahkan kaki kami untuk menempuh jarak lebih kurang 10 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Kondisi medan perjalanan yang masih dikatakan cukup baik, akses jalan yang sudah di aspal, rumah-rumah pemukiman penduduk yang mengisi ruang kosong di tepi-tepi perjalan dan pepohonan-pepohonan dan tetumbuhan hijau yang menghiasi selama perjalanan ditabah lagi udara yang sejuk. Kami memilih jalan ber-aspal karena kami tidak ingin mengambil resiko yang cukup besar yang akan terjadi kepada teman-teman yang merupakan baru pertama kali melakukan kegiatan ini, degan 50 (lima puluh) orang itu cukup bersiko.

Baru 2 (dua) jam perjalanan sudah kelihatan sebagian teman-teman sudah merasakan kelelahan, yang awalnya start paling depan lama kelamaan menjadi di ketengah dan ada yang paling belakang. Dengan keadaan ini team Jejak Adventure dan Pembina Pramuka segera melakukan peristirahatan untuk mengumpulkan stamina, disela-sela istirahat rasa haru melihat teman-teman yang kelelahan, tapi canda tawa tetap terdengar ditelinga kami, disamping itu kami harus bagi team menjadi beberapa kelompok untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kelompok pertama berada paling depan dan sebagai guide, kelompok kedua berada ditengah untuk mengawasi kelompok paling depan yang tertinggal karena kelelahan, dan kelompok ketiga berada paling belakang untuk mengawasi kelompok pertama maupun kedua yang tertinggal dari kelompoknya. Perjalanan ini memang membutuhkan stamina dan kerjasama team, dan  harus sigap dalam mengambil keputusan jika mulai terlihat situasi-situasi yang tidak memungkinkan baik keputusan bersama maupun perorangan. Keputusan perorangan dilakukan jika tidak ada waktu untuk bermusyawarah atau dalam keadaan darurat.

Perjalanan yang menyita banyak stamina dan juga tenaga karena bawaan-bawaan perlengkapan dalam perjalanan baik itu logistik maupun tenda untuk tempat menginap dalam perjalanan dan harus melintasi beberapa desa, Pukul 17.00 wib kami tiba disebuah jembatan yang mengalir sungai dibawahnya, kami mulai istirahat kembali dekat bibir sungai, agar rasa lelah itu hilang sementara dengan berendam di air sungai yang sejuk dan dingin itu. Hari semakin gelap karena pergantian waktu dan cuaca mulai terlihat mendung yang harus membuat kami bergegas melanjutkan perjalanan ini. Sebelumnya kami merencanankan untuk menginap disebuah tempat yang dekat dengan Pabrik Ulat Sutra yang tidak berproduksi lagi. Namun apa yang terjadi, kami mulai memiliki jarak dari satu kelompok dengan kelompok yang lainnya, kelompok paling depan yang dipimpin oleh Subekti sudah berjalan duluan sehingga tidak terlihat, sedangkan kelompok kedua yang dipimpin oleh saya sendiri harus menunggu kelompok ketiga yang berada jauh dibelakang yang dipimpin oleh Dicky. Komunikasi dengan alat seluler kami coba laukan, tapi tidak dapat terhubung karena jaringan tidak bisa didapat. Karena hari semakin gelap kami harus lebih siaga dan lebih jeli dalam melihat situasi.

Pukul 19.00 wib  akhirya kelompok tiga yang berada paling belakang dapat mengejar kelompok kedua yang ada didepannya, ternyata keterlambatan kelompok tiga dikarenakan ada masalah yang terjadi pada anggota kelompok yang dipimpin oleh Dicky.Ungkap Dicky, salah satu anggotanya yang bernama Arif telah mengalami naik betis dan anggota wanitanya mengalami kelelahan dan dia harus mengambil keputusan perorangan untuk menetralisir agar dapat mampu melanjutkan perjalanan ini. Tidak lama kemudian Subekti yang memimpin kelompok pertama datang menjemput kelompok yang tertinggal dibelakangnya.

Akhirnya kami semua bersatu kembali menjadi satu kelompok yang utuh, hari semakin larut malam, namun tidak lama kemudian salah satu anggota wanita kami mengalami kerasukan, syukur setannya tidak bandal bisa di usir dengan cepat, ha..ha..ha..!!!. Rintikan air hujan telah mulai jatuh dari langit kami harus cepat-cepat bergegas agar tidak kehujanan, tapi kami di paksa harus berteduh di pemukiman penduduk karena derasnya hujan yang turun. Sesaat hujan redah tanpa menyulutkan semangat kami lanjutkan perjalanan. Belum jauh berjalan hujanpun turun kembali, kami mulai terpisah dari kelompok, sebagian ada yang melanjutkan perjalanan dan sebagian memilih berteduh.

Pendek cerita, malam itu pukul 20.00 wib kami dipaksa menghentikan perjalanan kami diperkampungan penduduk, disamping hujan yang kunjung reda sehingga kami tidak dapat melanjutkan perjalanan, salah satu anggota wanita mengalami Asma (sesak napas), dan kami minta pertolongan penduduk setempat untuk dapat membantu perawatannya.  Dan kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah fajar, kami harus menginap di perkampungan ini, tapi kami bingug mau dirikan tenda dimana, karena hujan deras daratan jadi berlumpur sehingga kami tidak bisa dirikan tenda. Tidak lama kemudian seorang ibu-ibu peduduk setempat menyuruh kami menginap di rumahnya, kami turut senang karena ada warga yang baik dan peduli dengan kami, memang perjalanan ini banyak meninggalkan kesan bagi kami walaupun kami belum menyelasaikannya. Semua ini karena disetiap perjalanan yang kami tempuh penduduk desa yang kami lalui sangat peduli dan baik-baik kepada pendatang seperti kami, dan merekapun sangat mendukung kegiatan kami. Hanya Tuhan yang dapat membalas kebaikan mereka. Amin...

Sang Surya telah keluar dari praduannya, Jeritan ayam jantan membelah seuasana pagi dan kicauan burung-burung memberi warna tersendiri. Pukul 07.00 wib team bersiap-siap melanjutkan perjalanan, sebelumnya berangkat kami bersihkan rumah tempat kami menginap tadi malam. Setelah semua urusan selesai kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan ini lebih harus diwaspadai karena sebagian teman-teman masih merasa kelelahan dan rumah penduduk cukup jarang ditemui, kami takut apa yang kami alami semalaman akan terjadi lagi, maka kami harus sampai di finis sebelum hari menjadi gelap untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.

Pembagian kelompok kami bentuk kembali seperti sebelumnya, karena rasa lelah kelompok mulai ada jarak sehingga saling terpisah jauh, kelompok kedua yang dipimpin oleh Divan berjelan terus untuk mengejar kelompok yang ada di depan, namun Noe yang sebelumnya memimpin kelompok kedua harus bergabung dengan kelompok ketiga yang tertinggal jauh di belakang untuk membantu Dicky, disebabkan anggotanya orang-orang yang sudah merasakan lelah yang sangat, sehingga timbul masalah baru, salah satu anggota wanita mengalami sakit mag, sehingga tidak mampu lagi berjalan maka harus di tandu.

Akhirnya kelompok yang tertinggal dapat menyusul kelompok yang ada di depan yang lagi menunggu kelompok yang tertinggal jauh dibelakang. Akhirya team putuskan untuk beristirahat dekat sebuah sungai, dan pembagian tugas untuk mempersiapkan makan siang karena waktu sudah menunjukan pukul 12.00 wib siang dan sebagian lain memberi perawantan kepada anggota yang di tandu. Pukul 14.00 wib kami lanjutkan perjalanan, tapi kali ini team di bagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama berada didepan, sedangkan kelompok kedua yang dipimpin oleh Noe dan Dicky tetap dibelakang bertanggung jawab dalam membawa anggota yang sakit tadi, sambil menunggu kelompok pertama mencari bantuan untuk dapat mengevakuasi anggota yang sakit agar cepat terselamatkan, karena team kuatir keadaannya akan bertambah memburuk, sedangkan perjalanan yang masih harus ditempuh lebih kurang 3 (tiga) jam lagi. Hanya pepohonan dan semak belukar yang ada disekeliling kami, karena pemukiman penduduk sudah jarang terlihat, itu cukup beresiko jika kelompok kedua harus bermalam diperjalanan dengan membawa anggota yang sakit. Satu jam setengah perjalanan alkhirnya bala bantuan untuk kelompok kedua datang juga, sebuah ojek yang di utus oleh kelompok pertama dapat mengeringankan beban kelompok kedua, satu anggota harus ikut membantu membawa anggota yang sakit, walaupun rasa kecewa terlihat diraut wajahnya karena tidak dapat ikut melanjutkan perjalanan hingga finis, tapi keselamatan teman itu yang terpeniting. Kelompok kedua harus mengejar kelompok yang didepan yang jauh. Kelompok kedua tidak mampu mengejar kelompok pertama, pukul 17.00 wib kelompok pertama finis lebih awal dan mereka langsung membagi tugas untuk mendirikan tenda, mempersiapkan makan malam, dan merawat anggota yang ditandu sambil menunggu kelompok kedua yang tertinggal jauh dibelakang. Satu jam kemudian kelompok kedua akhirnya menyelesaikan perjalanan ini. Raut wajah lelah, keringat yang membasahi dahi-dahi kami itulah yang kami rasakan semua, tapi banyak pengalaman dan pelajaran yang kami dapat selama perjalanan.

Sobat, sampai disini dulu yach kisah saya…
Semoga sobat tidak pernah bosan membaca celotehan setiap perjalanan saya..
5 Celoteh Rimba: Februari 2014 Salam Petualang… Pramuka, mungkin kata ini sudah tidak asing lagi ditelinga sobat dan mungkin sebagian dari sobat merupakan anggota ...

Selasa, 04 Februari 2014

Kode Etik Pecinta Alam dan Petualang


KODE ETIK PECINTA ALAM

* Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
* Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
* Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sesuai dengan hakekat diatas, maka kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antar pecinta alam sesuai asas pecinta alam.
6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan tanah air.
7. Selesai

DISAHKAN BERSAMA DALAM GLADIAN KE IV
DI UJUNG PANDANG TAHUN 1974
Pukul 01.00 WITA



KODE ETIK PETUALANG

Kode Etik Petualang ini biasa ditanamkan kepada para anggota pecinta alam. Terutama ketika para pencinta alam bertualang (kegiatan out door). Bahkan kode etik petualang ini sebagai salah satu pelaksanaan dari kode etik pecinta al¬am Indonesia.
Meskipun dikenal luas dikalangan pecinta alam, kode etik ini sebenarnya ditujukan kepada semua pelaku kegiatan alam bebas (petualang) baik dari pecinta alam maupun bukan.
Petualangan atau kegiatan di alam bebas dapat berupa camping (berkemah), hiking (penjelajahan jalan kaki), caving (penelusuran gua), climbing (pend¬akian gunung), cycling (bersepeda), diving (menyelam), rafting (arung jeram) dan berbagai kegiatan lannya.
Seorang petualang, ketika melakukan petualangan (kegiatan di alam bebas) hendaknya senantiasa berpegang kepada kode etik ini. Tujuannya agar kegiatan yang dilakukan tidak membuat alam semakin rusak sehingga kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.

Kode etik petualang itu terdiri atas tiga butir, yaitu:
1. Take nothing but pictusre (jangan mengambil apapun kecuali gambar).
2. Leave nothing but foot print (jangan meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau jejak).
3. Kill nothing but time (jangan membunuh apapun kecuali waktu).

Take nothing but picture. Memang alam menyediakan berbagai flora, satwa, bahkan batuan yang memikat hati untuk dijadikan oleh-oleh. Namun perbuatan seperti memetik bunga edelweis ataupun menangkap binatang, hanya akan merusak alam. Jika ingin membawa oleh-oleh cukup dengan melukisnya atau memotret saja.

Leave nothing but foot print. Saat bertualang, semua bekas kegiatan terutama sampah yang dihasilkan jangan pernah tertinggal, bawalah pulang kembali. Karena benda-benda tersebut (terutama sampah plastik) akan memberikan dampak buruk yang besar bagi kelestarian lingkungan. Termasuk jangan meninggalkan bekas berupa coretan, guratan, dan sejenisnya di pohon maupun batuan.

Kill nothing but time. Cukuplah waktu saja yang terbunuh selama petualangan itu berlangsung. Lainnya, baik hewan, tumbuhan, bahkan termasuk diri sendiri jangan.

Jika saat melakukan petualangan, seorang petualang melaksanakan tiga point dalam kode etik tersebut niscaya alam termasuk lingkungan hidupnya akan tetap terjaga kelestariannya. Sehingga seorang petualang tetap dapat mengulangi petualangannya di alam bebas sehari, seminggu, sebulan, setahun, bahkan seabad kemudian.


5 Celoteh Rimba: Februari 2014 KODE ETIK PECINTA ALAM * Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. * Pecinta Alam In...
< >