Rabu, 16 April 2014

Air Terjun Sikulikap, Deli Serdang





Salam Petualang..
Pagi itu cuaca yang terlihat cerah memperlihatkan keindahan kuasa dari Sang Pencipta, keindahan yang diciptakan-Nya di Dunia ini beraneka ragam, begitu banyaknya keindahan yang terlukis di alam ini sehingga kita tidak akan pernah merasa bosan, tidak akan pernah merasa jenuh, dan tidak akan pernah ada habisnya jika kita menikmati keindahan-keindahan tersebut. Begitu banyaknya karya tangan Tuhan yang tercipta, Dia-lah seniman yang tidak akan pernah terkalahkan oleh siapapun. Semua karya-karya Nya sangat mempesona, indah jika dipandang, sejuk jika dirasakan.

Air terjun Sikulikap, pernakah sobat mendengat kalimat itu? Sebagian sobat sudah tahu, tapi bagi sobat yang belum tahu dan belum pernah dengar, semoga pengalaman dari petualangan saya bersama Jejak Adventure dapat menambah wawasan sobat dan juga dapat berbagi cerita tentang perjalanan kami. Tanggal 13 April 2014 lebih tepatnya di hari minggu, kami mencoba memanfaatkan hari tersebut untuk melakukan perjalanan ke Air terjun Sikulikap yang terletak di Desa Doulu, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tepatnya di Panetapan Brastagi, Panetapan adalah tempat persinggahan atau peristirahatan para pejalan yang akan menuju ketanah Karo misalnya ke Brastagi, jika sobat berangkat dari Medan menuju Brastagi, sobat akan melintasi lokasi ini, bagitu sebaliknya jika sobat dari tanah karo menuju Medan. 

Apa yang istimewa di Panetapan ini? Jika sobat singgah ke lokasi ini sobat dapat menikmati jajanan-jajanan yang tersedia dan sobat juga dapat melihat pemandangan kota Medan dari sini, apa lagi dimalam hari lampu-lampu kota yang berklap-klip terlihat dari atas Panetapan sehingga memberi keindahan tersendiri, sobat juga dapat menikmati pemandangan alam sekitar panetapan, dan juga dapat melihat kera-kera liar yang sering melompat-lompat dari pohon kepohon. Jajanan yang terkenal disini adalah jagung bakarnya, maka Panetapan juga dekenal dengan nama Bakaran Jagung. 

Keistimewaan dari Panetapan ini bukan hanya jajanan yang tersedia oleh penduduk setempat yang mencoba mengais rejeki dan panaroma pandang alam sekitar, ada yang perlu sobat tahu jika sobat berkunjung kelokasi ini, sobat akan merasa rugi jika sobat tidak menikmati keindahan dan pesona air terjun yang terdapat dibawah Panetapan ini. 

Bergerak dari Medan dengan 11 orang kami mulai berliuk-liuk diperjalanan dengan trek yang dilalui, Padang Bulan – Pancur Batu – Sembahe – Sibolangit – Bandar Baru – Panetapan. Sekitar lebih kurang 2 jam kami tiba diperbatasan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo dengan gapura selamat datang di kabupaten karo yang berdiri kokoh sebagai penandanya. Beberapa meter setelah masuk ke perbatasan Deli Serdang ke tanah karo, sebelah kiri terdapat sebuah gapura pintu masuk ke obyek wisata air tejun sikulikap, untuk masuk kesana hanya bisa di lalui dengan berjalan kaki (trakking), jadi kami harus parkir kenderaan didekat pintu masuk tersebut, Setelah itu kami harus berjalan kaki menyelusuri anak tangga dan melintasi hutan dengan jarak tempuh sekitar 700 meter untuk mencapai obyek utama. Selama diperjalanan menuju sikulikap kami tetap terus berhati-hati, karena di dalam hutan ini masih ada kera-kera liar yang berkeliaran walaupun kera tersebut tidak mengganggu. Selama perjalanan itu pula kami temukan tempat peristirahatan, sebuah tempat duduk terbuat dari batu yang didesign seperti sofa, mungkin ini tempat istirahat para wisatawan yang berkunjung kelokasi air terjun jika lelah dalam perjalanan, kemudian pagar besi pembatas jalan dan lembah jurang yang ada disamping jalan, dan juga pondok-pondok yang berdiri kokoh. Jika kami lihat dari temuan-temuan itu kelihatannya tampat ini dulu pernah terkelola dengan baik, tapi kenapa tempat ini seperti tidak pernah diperhatikan lagi, itu terlihat dari ilalang-ilalang, rerumputan yang tumbuh tinggi sehingga menutupi jalan dan menghalangi jarak pandang kami. Setelah kami menyelusuri ilalang dan rerumputan, terdengar suara gemericik air yang jatuh dari ketinggian. Akhirnya rasa lelah itu terobati setelah melihat air terjun sikulikap. 

Air terjun sikulikap yang memiliki ketinggian 30 meter, dan sumber air terjun ini berasal dari Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bukit Barisan. Sekeliling air terjun ini adalah hutan tropis lebat dan dinding-dinding yang ada disekitarnya adalah tebing batu cadas, sebagian dari dindingnya juga sering digunakan dan dimanfaatkan oleh pecinta pemanjat tebing. Hutan yang ada di sekelilingnya merupakan Kawasan Ekosistem Lauser (KEL) Taman Nasional Gunung Lauser yang berada dalam kawasan Taman Wisata Lau Debuk Tanah Karo.

Dilokasi air terjun ini kami harus tetap berhati, karena babatuan yang licin dapat saja menggelicirkan kami kebawah, sedang bebatuan yang dibawahnya selalu siap melahap kami jika saja kurang berhati-hati. Kesejukan udaranya, salju air terjun yang terhempas oleh angin yang melintas dapat membasihi kami, pesona ketinggian air terjun ini jika kita melihatnya keatas air terjun ini, seakan-akan air terjun tersebut jatuh dari langit.

Sebuah karya seni Tuhan yang manakjubkan, masih banyak karya-karya tangan Tuhan yang ada di alam kita, mari kita bersama-sama temukan surga itu di alam kita ini. Kita explore karya itu ke khalayak ramai sehingga sobat-sobat yang lain juga dapat menikmatinya.
5 Celoteh Rimba: April 2014 Salam Petualang.. Pagi itu cuaca yang terlihat cerah memperlihatkan keindahan kuasa dari Sang Pencipta, keindahan yang diciptak...

Legenda Goa Kemang, Deli Serdang






Salam Petualang..
Sembahe, kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, jika dengar kata Sembahe pasti sobat ingat sebuah obyek wisata pemandian alam yang disebut Semabahe yang sering dikunjungi orang-orang dari luar kota maupun dalam kota. Setiap tahunnya sering dikunjungi ratusan Pelajar dari berabagai sekolah yang ada di Medan dan sekitarnya, kedatangan para pelajar dari berbagai sekolah ke tempat ini hanya untuk merayakan atas selesainya Ujian Nasional (UN) atau ujian lulus-lulusan untuk merambah kejenjang berikutnya, sekaligus sebagai momen perpisahan dengan rekan-rekan sejawat jika mereka berhasil lulus dari sekolah tempat mereka menembah ilmu selama bertahun-tahun.

Pada hari libur tempat ini juga sering dipenuhi pengunjung lokal dari berbagai daerah hanya untuk mengisi waktu liburannya. Air yang sejuk dan jernih membuat daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke pemandian alam sembahe ini, ditambah lagi pepohonan yang tumbuh disekitar aliran sungai ini dan batuan-batuan yang ada membuat suasana tambah asri kesegerannya.

Selain obyek wisata pemandian alam sembahe, di daerah ini masih ada sebuah situs budaya yang perlu kita jaga, kita lestarikan dan kita kembangkan yaitu Goa Kemang (Goa Batu), mungkin belum banyak orang yang tahu tempat ini dikarenakan lokasi keberdaannya yang tdak terpantau oleh mata jika kita melintas di daerah sembahe ini.
Pada minggu 13 April 2014, saya bersama team Jejak Adventure mencoba merambah ketempat yang telah menjadi situs budaya ini, dengan 11 orang kami mulai bergerak dari Medan. Akses yang baik dan suasana alam yang mendukung, membuat perjalanan menjadi tidak terasa kurang dari 1 jam team telah sampai di per simpangan tugu Gua Kemang. Goa Kemang terlatak di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Jika sobat melakukan perjalanan dari Medan sebelum titi sembahe, tepatnya sebelah kanan  kita bisa melihat tugu persegi yang berdiri tegak dengan ketinggian lebih kurang 2 meter yang bertuliskan “SITUS GUA KEMANG (Goa Batu)”. Dari tugu tersebut kita akan menempuh jarak 1 Km atau 15 menit dengan kenderaan roda dua. Akses menuju kedalam masih kurang baik, karena sobat akan melalui trek berbatu dan licin, perlu berhati-hati jika menggunakan kenderaan, kerena terjal dan licinnya bebatuan dapat saja menggelincirkan kita. Letak situs goa kemang ditandai dengan sebuah pintu pagar yang berada disebelah kanan sobat, jika sobat melihat pintu pagar dan bertuliskan “SITUS GUA KEMANG” berarti sobat telah sampai didepan pintu masuk ke gua kemang. Untuk menuju goa kemang dari depan pintu masuk, kita harus melalui anak tangga barulah kita dapat melihat situs budaya goa kemang.  

Goa kemang ini berbentuk segitiga atau bisa dikatakan juga setengah lingkaran, dengan kondisi gua yang sepertinya telah ada ratusan tahun silam dengan  ditumbuhi lumut-lumut, daun-daun dari pepohonan yang berjatuhan membuat sekitar gua ini menjadi semak dan kumuh, terlihat gua ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah pembinaan kebudayaan, sangat disayangkan sekali sebuah bangunan yang telah diakui sebagai situs budaya tetapi kurang diperhatikan oleh pemerintah. Uniknya goa kemang ini tidak seperti goa-goa yang kita ketahui selama ini, goa ini memiliki lubang dengan ukuran yang menurut kami berkisar 60x60 cm, dengan ketinggian lebih kurang 3 meter, ruangan didalalm goa ini seperti terbuat oleh sentuhan tangan manusia, dan dibelakang goa ini terdapat sebuah ukiran yang barbentuk makhluk kecil yang hampir mirip seperti manusia.

Rasa penasaran tentang goa ini masih menjadi misteri dalam pikiran kami, ternyata goa kemang ini memiliki cerita legenda, dari sumber yang kami dapat goa kemang ini dahulu ditemukan oleh seorang kakek-kakek atau penduduk menyebutnya bolang yang artinya kakek. Dahulu bolang ingin membuat hutan menjadi lahan perkebunan diwilayah tersebut yang luasnya sekitar 1 hektar, ketika bolang memasuki hutan dan ingin memulai pekerjaannya tiba-tiba ada yang seorang anak kecil yang menghampirinya dan menawarkan bantuan dengan syarat. Syarat yang diajukan seorang anak kecil tadi kepada sang kakek ini adalah bahwa kakek dilarang membawa orang atau keluarganya  ketanah  perkebunan  ini, dan sang kakek setuju dengan persyaratan tersebut. Dalam satu hari tanah seluas satu hektar itu dapat diselesaikan, kemudian sang kakek pulang kerumah untuk menyiapkan benih tanaman yang akan ditanam di kebunnya tersebut, kemudian istri sang kakek bertanya kepadanya “buat apa benih tanaman itu, apa sudah selesai membersihkan hutan yang akan dijadikan perkebunan itu?”, “sudah selesai dibersikan dan besok tinggal menanam” jawab sang kakek. Sang istri kakek tersebut heran karena hutan yang luas itu dapat diselesaikan dalam satu hari. Keesokan harinya kakek tersebut pergi kekebun sendirian dan tanpa sepengetahuan sang kakek, anak dan istrinya mengikutinya sehingga kekebun tersebut, kemudian anak kecil yang membantu kakek ini tahu, karena merasa sang kekek telah melanggar perjanjian maka hutan yang telah siap ditanam tadi kembali seperti semula. Akhirnya sang kakek atau sering dipanggil bolang ini harus mengulang dari awal kembali, pada waktu sang kakek ini membersihkan hutan tadi untuk dijadikan lahan perkebunan, dia menemukan sebuah goa.

Dan goa ini dipercayai adalah tempat tinggal umang, umang itu menurut penduduk setempat adalah makhluk bunian. Yang mungkin sobat pernah tahu atau mendengar tentang makhluk bunian, makhluk ini seperti manusia, lebih kecil dan memiliki kaki terbalik, tidak seperti manusia yang sewajarnya. Sehingga goa ini dinamakan goa kemang atau goa umang.

Kami tidak tahu pasti tentang kebenaran legenda ini, tapi menurut kami goa kemang memang menarik dan unik ditambah lagi dengan adanya cerita rakyatnya menjadikan goa ini goa yang bersejarah patut kita kembangkan dan lestarikan.

5 Celoteh Rimba: April 2014 Salam Petualang.. Sembahe, kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, jika dengar kata Sembahe pasti sobat ingat sebuah ...

Selasa, 15 April 2014

Sampuren Putih, Air Terjun Tingkat Yang Tersembunyi





Salam Petualang..
Terletak di Desa Cinta Rakyat/ Bas Ukum, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Sebuah air terjun putih atau disebut dengan sampuren putih terdapat di wilayah ini. Dengan 11 orang menggunakan kenderaan roda dua pada hari minggu 13 April 2014 saya dan team Jejak mencoba menelusuri untuk menemukan lokasi sampuren putih, dengan trek yang dilalui Medan – Padang Bulan – Pancur Batu – Sembahe – Sibolangit. Dengan jarak sekitar 50 km dari Medan dan waktu tempuh sekitar 2 jam menuju Sibolangit  dan simpang Bas Ukum adalah akses yang harus dilalui jika sobat melalui trek yang yang telah kami sebutkan, persimpangan ini akan kita temui sebelum kita memasuki Desa Bandar Baru, dari Bas Ukum inilah adernalin kita akan di uji, karena trek untuk menuju kelokasi sampuren putih ini sangat ekstrim, kondisi jalan memang baik, tapi tanjakan dan turunan di tambah lagi kelokan-kelokan yang curam bisa-bisa menghantarkan kita kelembah yang ada dibawahnya.

Jika sobat-sobat ingin berkunjung ke sampuren putih, sobat harus punya nyali dan mental yang besar, kenderaan yang septi. Bukan maksud kami untuk menakut-nakuti sobat semua, tapi hanya sekedar memberi informasi agar sobat lebih waspada dan berhati-hati terhadap keselamatan. Tapi disini pulalah keseruan itu di dapat. Dari simpang Bas Ukum kita harus menempuh waktu berkisar 45 menit untuk sampai kelokasi sampuren putih.

Setelah sampai di Desa Cinta Rakyat, kami harus parkirkan kenderaan yang ditempat yang telah tersedia, karena untuk menuju ke obyek utama kami harus berjalan kaki selama 15 menit atau lebih kurang 300 meter, melalui jalan setapak di bibir jurang di tepi sungai Lau Seruway menyelusuri hutan dan perkebunan milik warga.

Sampuren dalam bahasa karo yang berarti air terjun, sampuren putih adalah air terjun putih. Air terjun ini memiliki ketinggian lebih kurang 3 meter. Berdasarkan informasi dari yang kami dapat bahwa sampuren putih ini adalah air terjun tujuh tingkat , hanya satu saja yang dapat lansung terlihat oleh kita yaitu yang tingkat akhir atau tingkat ketujuh, sebelum jatuh kedasar muara, air terjun ini seperti keluar dari mulut goa yang berdiameter sekitar 10 meter, pada saat jatuh air terjun ini membentuk buih putih berwarna putih, maka dinamai air terjun putih. Sedangkan sisanya 6 tingkat lagi tertutupi oleh bebatuan tebing. Diperkirakan tinggi air terjun ini secara keseluruhan 150 meter. Untuk mencapai tingkatan setiap air tejun ini diperlukan usaha yang ekstra, karena kita harus melintasi hutan yang menanjak dengan cara berjalan kaki (trakking), dengan akar-akar pepohonan sebagai alat bantu kita. Aliran air yang mengalir ke sampuren putih ini berasal dari sungai Lau Jabi.

Sampuren putih ini ternyata memiliki legenda atau cerita rakyat, “ sampuren putih tercipta karena perseteruan dua abang beradik yang jatuh cinta dengan seorang gadis. Iri melihat adiknya, sang abang lalu membawa adiknya keatas gunung. Setibanya diatas gunung, sang abang meminta sang adik untuk turun dengan menggunakan tali. Saat si adik turun, sang abang memutuskan tali hingga si adik pun jatuh dan mati. Posisi jatuhnya sang adik akhirnya membentuk tujuh tingkatan air terjun yang kemudian diberi nama sampuren putih.”

Tapi sayangnya team kami belum sempat menyelusuri 6 tingkatan lagi, dikarenakan waktu yang kami miliki tidak mencukupi, jadi kami hanya menikmati tingkatan terakhir saja. Sebuah keberuntungan buat kami, disela-sela menikmati keindahan air terjun ini kami diberikan pemandangan sebuah pelangi yang terlihat di pinggir tebing sungai tidak jauh dari jatuhnya air terjun ini.  Rencananya kami akan kembali lagi kelokasi ini untuk menelusuri tujuh tingkat sampuren putih.

Karena hari telah sore kami harus kembali pulang, tapi kami melalui trek yang berbeda tidak melalui trek yang telah kami lalui saat menuju ke sampuren putih. Karena untuk menuju kelokasi ini sobat bisa melalui 2 jalur, yang pertama melalui jalur yang kami lalui sebelumnya, kedua sobat bisa melalui Delitua (bisa dari Patumbak) – Biru Biru – Penen – Cinta Rakyat. Trek yang akan dilalui tidak jauh beda jika kita dari Sibolangit, yang membedakannya hanya suasana perkampungan yang akan kita lewati karena kita akan melewati perkebunan lengkuas milik warga.

Sampai disini dulu ya sob perjalanan saya ke sampuren putih, semoga artikel yang tak seberapa ini dapat bermanfaat bagi sobat-sobat yang ingin berkunjung ke sampuren putih.
5 Celoteh Rimba: April 2014 Salam Petualang.. Terletak di Desa Cinta Rakyat/ Bas Ukum, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utar...

Minggu, 13 April 2014

Mengunjungi Konservasi Hutan Sembahe, Deli Serdang




Salam Lestari..
Hutan merupakan suatu wilayah yang terbentang luas dan didalamnya ditumbuhi berbagai jenis sepsies tumbuhan seperti pohon, bunga, jamur, paku-pakuan, semak, rumput, dan lain sebagainya. Hutan juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan makhluk hidup sehingga kita harus menjaga, merawat, dan melestarikannya, jika tidak akan membawa dampak buruk bagi keidupan kita di masa kini maupun di masa akan datang. Dan keberadaan hutan merupakan hal penting pada suatu wilayah, karena tumbuh-tumbuhannya dapat memberikan manfaat oksigen murni yang sangat di butuhkan makhluk hidup khususnya manusia, maka hutan saat ini telah menjadi icon sebagai paru-paru dunia yang betul-betul harus dijaga, sedangkan hasil hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai kesejahteraan masyarakat.

Keberadaan hutan di bumi kita memiliki banyak manfaat yang tidak ternilai untuk kelangsungan hidup kita. Manfaat dan fungsi hutan bagi kehidupan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang :
  • Dari segi Ekonomi : hasil hutan dapat dijual dan diolah menjadi barang yang bernilai tinggi, hutan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pembalak atau petani hutan legal, dan hutan dapat menambah pendapatan devisa Negara dari penjualan hasil hutan ke luar Negeri.
  • Dar segi Klimatologis (peroses iklim) : hutan dapat mangatur keadaan iklim, dan hutan sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan makhluk hidup.
  • Dari segi Hidrolis (peruses kimia) : hutan dapat menyimpan debit air yang berlebih di dalam tanah, hutan dapat mencegah intrusi air laut yang asin (menyusupnya air laut kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya), dan hutan dapat mengatur tata air dalam tanah.
  • Dari segi Ekologis (intraksi organisme makhluk hidup dengan lingkungannya) : hutan dapat mencegah dari erosi tanah dan banjir, hutan dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah, dan hutan merupakan tempat untuk melestarikan keaneragaman hayati.
Semakin maraknya perusahakan hutan di Negara kita Indonesia telah menjadi sorotan penting untuk kelangsungan kehidupan kita, pembakaran hutan, penebangan liar, dll yang telah dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab sudah seharusnya menjadi kesadaran dan tanggung jawab kita agar kita dapat menjaga kelestarian hutan kita untuk generasi-generasi penerus kita di masa depan.  Sebagiamana yang telah di atur dalam UU No. 5 Tahun 1967 Bab V Pasal 15 ayat 2 dan 3 : “ Perlindungan hutan meliputi usaha-usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan-kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia dan ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit (ayat 2 butir a) dan Untuk menjamin terlaksananya perlindungan hutan ini dengan sebaik-baiknya maka rakyat diikutsertakan (ayat 3).” Dan juga dalam UU No. 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan : “Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.” Dari peraturan tersebut jelas bahwa kita telah terlibat dalam mencegah perusakan hutan dan  bertanggung jawab dalam menjaga kelestariannya.

Akibat dari perusakan hutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat berdampak buruk dalam kehidupan dan lingkungan kita, seperti yang kita tahu peristiwa banjir bandang beberapa tahun silam yang terjadi di kabupaten Langkat Sumatera Utara tepatnya di Desa Bahorok Bukit Lawang yang telah banyak menelan korban, penyebab terjadinya bencana alam tersebut akibat hutan-hutan gundul yang dilakukan oleh penembang liar demi kepentingan peribadi hingga bisnis. Dan masih banyak lagi bencana lain akibat kerusakan hutan yang mengakibatkan hutan tidak mampu lagi berfungsi menahan perubahan-perubahan iklim, sehingga dapat mengakibatkan banjir, longsor, pergeseran tanah pencemaran udara, dll.

Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat tengah berusaha demi meminimanlisasi kerusakan hutan di Negara kita, seperti yang kita ketahui peringatan hari lingkungan hidup sedunia sebagai bentuk terhadap kepedulian terhadap alam, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hutan, penghijauan dengan cara penanaman pohon bukan membabat habis pohon, dan pembangunan hutan bautan seperti taman nasional, hutan lindung, dsb. Seperti kunjungan saya ke lokasi Konservasi Hutan yang berada di Deli Serdang yang merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap pelestarian hutan dengan cara menjaga, merawat dan menanam kembali pohon-pohon yang dapat menyerap dan menyimpan debit air yang berlebih.

Konservasi Hutan yang berada di Desa Kocik-Kocik, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ini berdekatan dengan Desa Sembahe yang terkenal dengan pemandian wisata alamnya. Konservasi ini telah telaksana cukup lama, berdasarkan informasi yang saya dapat dari salah satu Tim Konsevasi Hutan ini yaitu Bapak Arief Ridwan, beliaulah yang telah memperkenalkan dan mengajak kami Jejak Adventure untuk peduli terhadap alam khususnya Konservasi hutan yang ada di Deli Serdang tersebut. Konservasi ini lebih kurang telah berjalan 3 tahun dengan luas lahan 12 ha, lokasi hutan ini dekat dengan sumber hulu sungai Babura, berbagai jenis tanaman telah ditanam di lokasi ini, seperti Manggis, Pinang, Aren, Durian, Gaharu, Sirsak, dll.

Tim Konservasi ini mencoba memfokuskan tanaman Aren, ternyata pohon aren ini selain hasilnya bisa dimanfaatkan juga sangat baik untuk ekositem alam sebagai penahan erosi tanah akibat air yang berlebih, karena akar pohon aren ini setinggi pohonnya yang tumbuh di permukaan tanah sehingga dapat menyimpan dan menyerap air dari dalam tanah. Sampai-sampai tim mengimport bibit  aren unggulan ini dari luar kota.

Tujuan dari Konservasi ini adalah sebagai kepedulian terhadap alam dan penyelamatan ekosistem alam yang kita tahu saat ini telah banyak perusakan-perusakan alam yang di akibatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak pernah berpikir sebab akibat dari perusakan itu, semua dilakukan hanya untuk kepetingan pribadi maupun bisnis. Sebagai mana yang kita tahu bahwa hutan adalah paru-paru Dunia yang dapat manghasilkan oksigen murni yang merupakan kebutuhan hidup kita, dan hutan juga dapat menyelamatkan lingkungan kita dari bencana-bencana alam yang kapan saja bisa datang . Bagaimana jika kita tidak sadar dan peduli terhadap alam kita, apa mungkin kita mampu bertahan hidup dengan volusi-volusi udara yang kapan saja bisa merusak kesehatan jasmani kita, dan bukan hanya itu segala bencana alam akan menghancurkan lingkungan dimana kita tinggal dan mungkin akan menghantui kehidupan kita dengan rasa takut.

Selain dari kepedulian dan penyelamatan ekosistem alam kegiatan Konservasi ini juga bermanfaat bagi warga sekitar yang, kenapa tidak ? coba sobat bayangkan jenis tanam-tanaman yang di tanam di lokasi ini adalah jenis-jenis tanaman yang bisa di manfaatkan dan dirasakan oleh warga sekitar yang tinggal dekat lahan Konservasi ini. Hasilnya dapat dinikmati dan juga dapat di jual sebagai kebutuhan hidup mereka. 

Dilokasi Konservasi Hutan ini bisa juga kita gunakan untuk kegiatan alam seperti Camping dan juga Tracking karena lokasinya cukup menantang bagi sobat-sobat alam yang suka dengan tantangan dan dapat juga digunakan sebagai penelitian terhadap tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Keasrian dan kesejukan dilokasi ini dapat membawa kenyamanan tersendiri, apa lagi di pagi hari kita dapat melihat hewan primata yang melompat-lompat dari dahan kedahan dan burung yang bernyanyi.

Buat sobat-sobat pecinta dan penjelajah alam maupun dari semua kalangan marilah kita benahi hutan kita, alam kita, tunjukan kesadaran dan kepedulian kita terhadap betapa pentingnya alam kita. Apa yang bisa kita buat di alam jika alam kita telah rusak, apa mungkin kita masih bisa jadi pecinta dan penjelajah alam jika alam kita sudah gersang dan tidak lagi hijau. Jika hal itu tidak ingin terjadi saat ini waktu yang tepat jangan ditunggu sampai alam kita musnah baru kita bertindak. Paling tidak dilingkungan sekitar kita tinggal dan dari hal yang terkecil kepedulian terhadap kebersiahan lingkuangan.

“Alam adalah sumber kehidupan kita, Hutan itu rumah kita, hijau itu indah”
5 Celoteh Rimba: April 2014 Salam Lestari.. Hutan merupakan suatu wilayah yang terbentang luas dan didalamnya ditumbuhi berbagai jenis sepsies tumbuhan se...
< >