Rabu, 06 Maret 2013

Pagoda Emas Replika dari Pagoda Shwedagon Myanmar


Buat apa jauh-jauh ke luar negeri kalau bisa mendapatkannya di negeri sendiri? Buat apa memperkaya devisa Negara lain kalau bisa memperkenalkan wisata negara kita ke khalayak internasional? Mungkin Sobat tahu apa itu pagoda? Pagoda merupakan bangunan kuil dengan atap bertingkat-tingkat, bangunan ini sangat populer di negara Thailand dan Myanmar. Tahukah sobat, ternyata selain kedua negara tersebut, Indonesia juga mempunyai bangunan seperti itu. Bangunan yang megah dengan warna keemasan yang orang sering menyebutnya Pagoda Emas, Pagoda Emas ini termasuk dalam kawasan wisata Taman Alam Lumbini. Berkunjung ke taman ini Sobat akan serasa berada di Thailand atau Myanmar.

Taman Alam Lubini terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo, terdapat sebuah atraksi wisata yang membuat Sobat tidak merasa di Indonesia. Destinasi wisata ini adalah Taman Alam Lumbini. Letaknya 50 km dari Medan, memakan waktu sekitar ±2 jam perjalanan dengan berkendaraan sepeda motor, sangat dekat dengan tujuan wisata lainnya yaitu Brastagi.

Lantas apa yang istimewa dari Taman Alam Lumbini ini sehingga banyak wisatawan, khususnya lokal yang datang berkunjung ? Jika sobat berkunjung ke Taman Alam Lubini, sobat  dapat menyaksikan kemegahan bangunan pagoda emas yang merupakan replika dari Pagoda Shwedagon Myanmar. Sepanjang jalan dari pintu masuk menuju lokasi taman ini Sobat akan dihidangkan dengan bebagai macam tanaman, di kiri kanan jalan terdapat kebun-kebun yang ditanami sayur dan tanaman-tanaman khas daerah dataran tinggi seperti alpukat, kubis, dan stroberi. Jika Sobat ingin menikamati hasil kebun tersebut, Sobat dapat memperolehnya dengan mengeluarkan biaya sesuai harga yang ditentukan, tapi keunikannya Sobat dapat memetik sendiri, serasa memanen dikebun sendiri.

Sejak resmi dibuka untuk umum pada Oktober 2010, cukup banyak wisatawan lokal yang berkunjung ke taman seluas 3 (tiga) hektar itu, guna melihat secara langsung bangunan replika Pagoda Shwedagon yang merupakan replika tertinggi kedua di antara replika sejenis yang berada di Birma. Banyak wisatawan non-Buddhis yang berasal dari berbagai daerah datang ke lokasi yang berjarak sekitar 8 (delapan ) km dari kota Brastagi tersebut, untuk sekedar berfoto-foto, sedangkan pengunjung yang penganut Buddha memanfaatkan waktunya sekalian untuk melakukan sembahyang.

Objek wisata tersebut menjadi tempat favorit para photographer, karena keindahan arsitektur Pagoda, memberikan nuansa tersendiri, seolah-olah sedang berada di luar negeri. Bahkan, replika dimaksud pernah dicatatkan hingga mendapat rekor MURI untuk kategori stupa tertinggi di Indonesia, serta termasuk sebagai replika tertinggi nomor dua di Asia Tenggara.                                     .                             

Dalam Pagoda tersebut terdapat empat rupang Buddha berukuran sedang pada bagian tengah yang menghadap ke empat sisi ruangan, dan pada bagian tengahnya dijadikan sebagai arena bagi pengunjung yang hendak bersembahyang. Ketika Sobat memasuki pagoda, sebelah kiri bangunan utama Pagoda, terdapat sebuah menara yang tinggi dibawahnya terdapat hiasan sulur berupa gelang-gelang emas sepanjang 1,5 meter dan dipuncak Pagoda terdapat puluhan lonceng sebagai penghias yang akan berdentang jika tertiup angin. Tepat di tengah-tengah ruangan terdapat 4 patung Buddha yang diletakkan di empat arah mata angin dan menghadap ke pintu. Jika patung Buddha yang di Myanmar bertatahkan permata, sedangkan patung Buddha di Lumbini terbuat dari batu marmer. Dalam pagoda itu tersimpan sebanyak 2.958 rupang Buddha, 30 rupang Arahat dan 108 relik suci serta hampir seluruhnya dibawa langsung dari Myanmar, termasuk puncak pagoda setinggi 46,8 meter di atas stupa.

Tidak hanya itu saja, di taman ini Sobat juga dapat menikmati taman yang tersaji disamping bangunan pagoda tersebut, tidak jauh dari lokasi bangunan Sobat akan temukan sebuah jembatan gantung sebagai infrastruktur penyebarangan yang dipadukan dengan puluhan lentera yang bergelantungan. Jembatan gantung sepanjang 20 meter ini dikenal dengan nama Titi Lumbini. Di bawahnya terdapat taman yang indah yang ditata dengan apik dan menarik, sebagai harmonisasi dari suasana hutan alam di sekelilingnya. Udara yang sejuk juga akan selalu mengiringi setiap kaki melangkah.

Untuk memasuki Taman Alam Lubini Sobat tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Namun ada aturan yang harus dipatuhi jika masuk ke dalam pagoda, yakni mengisi buku tamu, melepas sepatu atau sendal, Tidak boleh memotret dengan handphone di dalam pagoda dan tidak boleh makan dan minum di dalam areal pagoda.
Artikel Terkait :
5 Celoteh Rimba: Pagoda Emas Replika dari Pagoda Shwedagon Myanmar Buat apa jauh-jauh ke luar negeri kalau bisa mendapatkannya di negeri sendiri? Buat apa memperkaya devisa Negara lain kalau bisa memperk...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >